Sunday, May 23, 2010

jangan pernah ngaku pecinta kopi, sebelum mencoba kopi luwak ..... ^^


Kopi Luwak, Kopi Penuh Nikmat

Sabtu, 8 Agustus 2009 | 12:41 WIB

Oleh Rony Ariyanto Nugroho

Salah satu jenis kopi yang ditawarkan adalah kopi luwak. Kopi ini dinilai unik karena rasanya berbeda. Asal muasalnya juga aneh. Harganya pun lebih mahal daripada jenis kopi lain.

Kopi luwak merupakan biji kopi matang pohon yang dimakan oleh binatang luwak (Viverridae) dan dikeluarkan bersamaan dengan kotoran binatang tersebut. "Jadi, di dalam pencernaan luwak, biji kopi tetap utuh tidak tercerna karena keras, tetapi mengalami proses pencampuran dan fermentasi dengan makanan luwak lainnya," ujar Christian dari Bagian Marketing dan Produksi PT Morning Glory Coffee International, yang kafenya berada di kawasan Setrasari Mall, Bandung.

Sebagai pemakan tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, dan bunga-bungaan, luwak merupakan binatang yang pandai memilih makanan yang baik untuknya. Maka, proses fermentasi di dalam pencernaan luwak itulah yang membuat rasa kopi ini berbeda. Aromanya lebih harum serta ada rasa pahit dan getir asam yang lebih khas dan spesial.

Luwak saat ini semakin langka karena zaman dahulu binatang ini dianggap petani kopi sebagai hama tanaman. Akhirnya, luwak diburu dan jumlahnya terus menyusut. Jumlah produksi kopi luwak pun semakin sedikit, hanya 200-300 kilogram per tahun.

Harga 250 gram kopi luwak hasil pemanggangan biji kopi berada pada kisaran 150 dollar AS. "Di kafe ini juga tersedia yang sudah siap dinikmati dengan harga Rp 150.000 per cangkir," kata Christian. Harga ini termasuk mahal dibandingkan dengan harga kopi biasa yang hanya Rp 17.000 per cangkir. Hingga kini konsumen kopi luwak masih terbatas pada segmen menengah ke atas dan penikmat kopi. Memang beda

Secara fisik, biji kopi luwak dan kopi lain bisa dibedakan dari warna dan aromanya. Biji kopi luwak berwarna kekuningan dan wangi, sedangkan biji kopi biasa berwarna hijau dan kurang harum.

Produsen kopi luwak membeli dari petani yang mengumpulkan kopi yang terdapat pada kotoran luwak. Karena jumlahnya terbatas dengan peminat yang banyak, produsen atau pengolah kopi luwak hanya bisa mendapatkan jatah 20-100 kilogram kopi dari petani.

Nilai lebih kopi luwak membuat banyak produsen mencoba meliriknya sebagai lahan bisnis. Nunik (30) mengatakan, ia mulai memasarkan kopi luwak ke sejumlah negara, seperti Amerika Serikat dan Jepang, melalui seorang temannya.

"Untuk Jepang, sudah ada pemesanan untuk seminggu sekali pengiriman," ujarnya. Ia optimistis dengan pemasaran kopi luwak. Kualitas kopi luwak Indonesia paling bagus dibandingkan dengan kopi luwak Filipina dan Vietnam.

Denis (22), penikmat kopi, mengatakan, kopi luwak paling nikmat. "Saya pernah membandingkan racikan kopi arabika terbaik dengan racikan kopi luwak di sebuah kafe. Ternyata kopi luwak memang jauh lebih enak. Jika harga kopi luwak lebih mahal, itu sebanding dengan kualitasnya," ujarnya.

Nunik juga mengakui rasa spesial kopi luwak. "Anehnya, kopi luwak bagi saya itu justru setelah meminumnya, saya lalu minum air putih. Tapi, di lidah saya justru menjadi manis, padahal minum kopi luwak pada umumnya tidak memakai gula," ujar penikmat kopi ini.

Toto Hadisuwarno (36), barista atau peracik minuman kopi, mengatakan, kekhasan kopi luwak belum ada tandingannya. "Rasa kopi ini lebih mantap. Rasa getir dan aroma kopi sangat terasa," katanya. Bahkan, jika kita minum minuman lain setelahnya, rasa nikmat kopi luwak masih terasa di mulut. Maka, sebagai peracik kopi, dirinya pun menyatakan layak jika kopi luwak dijadikan sajian spesial di kafe-kafe.


so tunggu apa lagi??? mulai-mulai hunting jaaaa.... ^^


http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/08/08/12413048/kopi.luwak.kopi.penuh.nikmat

No comments:

Post a Comment