Wednesday, May 18, 2011
Nabi Ibrahim AS
Nabi Ibrahim AS
Kisah-kisah agung dari Nabi Ibrahim ‘alaihissalam adalah peneguhan nyata akan tauhid. Ketaatan dan keimanan yang luar biasa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala mewujud pada tindakan yang niscaya akan teramat berat ditunaikan manusia pada umumnya. Sebuah keteladanan yang mesti kita tangkap dan nyalakan dalam kehidupan kita.Nabi Ibrahim ‘alaihissalam Seorang Teladan Yang Baik
Nabi Ibrahim ‘alaihissalam adalah seorang teladan yang baik. Perjalanan hidupnya selalu berpijak di atas kebenaran dan tak pernah meninggalkannya. Posisinya dalam agama amat tinggi (seorang imam) yang selalu patuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan mempersembahkan segala ibadahnya hanya untuk-Nya semata. Beliau pun tak pernah lupa mensyukuri segala nikmat dan karunia ilahi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ إِبْرَاهِيْمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. شَاكِرًا لِأَنْعُمِهِ
"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan selalu berpegang kepada kebenaran serta tak pernah meninggalkannya (hanif). Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia pun selalu mensyukuri nikmat-nikmat Allah.” (An-Nahl: 120-121)
Nabi Ibrahim ‘alaihissalam merupakan sosok pembawa panji-panji tauhid. Perjalanan hidupnya yang panjang sarat dengan dakwah kepada tauhid dan segala liku-likunya. Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala jadikan beliau sebagai teladan dalam hal ini, sebagaimana dalam firman-Nya:
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيْمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللهِ وَحْدَهُ إِلاَّ قَوْلَ إِبْرَاهِيْمَ لِأَبِيْهِ لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَمَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللهِ مِنْ شَيْءٍ رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ. رَبَّنَا لاَ تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
"Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagi kalian pada Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya; ketika mereka berkata kepada kaumnya: ‘Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) kalian serta telah nyata antara kami dan kalian permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya, sampai kalian beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya; ‘Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatu pun dari kamu (siksaan) Allah’. (Ibrahim berkata): ‘Ya Rabb kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali. Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir, dan ampunilah kami ya Rabb kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Al-Mumtahanah: 4-5(
Demikian pula, beliau selalu mengajak umatnya kepada jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala serta mencegah mereka dari sikap taqlid buta terhadap ajaran sesat nenek moyang. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِذْ قَالَ لِأَبِيْهِ وَقَوْمِهِ مَا هَذِهِ التَّمَاثِيْلُ الَّتِي أَنْتُمْ لَهَا عَاكِفُوْنَ. قَالُوا وَجَدْنَا آبَاءَنَا لَهَا عَابِدِيْنَ. قَالَ لَقَدْ كُنْتُمْ أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ فِي ضَلاَلٍ مُبِيْنٍ. قَالُوا أَجِئْتَنَا بِالْحَقِّ أَمْ أَنْتَ مِنَ اللاَّعِبِيْنَ. قَالَ بَل رَبُّكُمْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ الَّذِي فَطَرَهُنَّ وَأَنَا عَلَى ذَلِكُمْ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ. وَتَاللهِ لَأَكِيْدَنَّ أَصْنَامَكُمْ بَعْدَ أَنْ تُوَلُّوا مُدْبِرِيْنَ. فَجَعَلَهُمْ جُذَاذًا إِلاَّ كَبِيْرًا لَهُمْ لَعَلَّهُمْ إِلَيْهِ يَرْجِعُوْنَ
(ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya dan kaumnya: ‘Patung-patung apakah ini yang kalian tekun beribadah kepadanya?’ Mereka menjawab: ‘Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya.’ Ibrahim berkata: ‘Sesungguhnya kalian dan bapak-bapak kalian berada dalam kesesatan yang nyata.’ Mereka menjawab: ‘Apakah kamu datang kepada kami dengan sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang-orang yang bermain-main?’ Ibrahim berkata: ‘Sebenarnya Rabb kalian adalah Rabb langit dan bumi, Yang telah menciptakannya; dan aku termasuk orang-orang yang bisa memberikan bukti atas yang demikian itu. Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhala kalian sesudah kalian pergi meninggalkannya.’ Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berkeping-keping kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya.” (Al-Anbiya`: 52-58)
Allah Subhanahu wa Ta’ala memilihnya, menunjukinya kepada jalan yang lurus, serta mengaruniakan kepadanya segala kebaikan dunia dan akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اجْتَبَاهُ وَهَدَاهُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ. وَآتَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَإِنَّهُ فِي اْلآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِيْنَ
"Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus. Dan Kami karuniakan kepadanya kebaikan di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat termasuk orang-orang yang shalih.” (An-Nahl: 121-122(
Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengangkatnya sebagai khalil (kekasih). Sebagaimana dalam firman-Nya:
وَاتَّخَذَ اللهُ إِبْرَاهِيْمَ خَلِيْلاً
"Dan Allah mengangkat Ibrahim sebagai kekasih.” (An-Nisa`: 125(
Dengan sekian keutamaan itulah, Allah Subhanahu wa Ta’ala wahyukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengikuti agama beliau ‘alaihissalam. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
“Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): ‘Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif.’ Dan dia bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah.” (An-Nahl: 123(
Demikianlah sekelumit tentang perjalanan hidup Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan segala keutamaan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala karuniakan kepadanya. Barangsiapa mempelajarinya dengan seksama (mentadabburinya) niscaya akan mendulang mutiara hikmah dan pelajaran berharga darinya. Terkhusus pada sejumlah momen di bulan Dzulhijjah yang hakikatnya tak bisa dipisahkan dari sosok Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.
Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan Beberapa Amalan Mulia di Bulan Dzulhijjah
Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu bulan mulia dalam Islam. Karena di dalamnya terdapat amalan-amalan mulia; shaum Arafah, haji ke Baitullah, ibadah qurban, dan lain sebagainya, yang sebagiannya tidak bisa dipisahkan dari sosok Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Di antara amalan mulia tersebut adalah:
a) Haji ke Baitullah
Haji ke Baitullah merupakan ibadah yang sangat mulia dalam agama Islam. Kemuliaannya nan tinggi memosisikannya sebagai salah satu dari lima rukun Islam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَصِيَامِ رَمَضَانَ، وَحَجِّ الْبَيْتِ
“Agama Islam dibangun di atas lima perkara; bersyahadat bahwasanya tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala dan beliau Muhammad itu utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, shaum di bulan Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah.” (HR. Al-Bukhari no. 8 dan Muslim no.16, dari sahabat Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma)
Ibadah haji yang mulia ini tidaklah bisa dipisahkan dari sosok Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Terlebih tatkala kita menyaksikan jutaan umat manusia yang datang berbondong-bondong dari segenap penjuru yang jauh menuju Baitullah, menyambut panggilan ilahi dengan lantunan talbiyah:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ
“Kusambut panggilan-Mu Ya Allah, kusambut panggilan-Mu tiada sekutu bagi-Mu, kusambut panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian, nikmat, dan kerajaan hanyalah milik-Mu tiada sekutu bagi-Mu.”
Hal ini mengingatkan kita akan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالاً وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ. لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ
“Dan berserulah (wahai Ibrahim) kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka.” (Al-Hajj: 27-28(
Asy-Syaikh Abdullah Al-Bassam berkata: “Ibadah haji mempunyai hikmah yang besar, mengandung rahasia yang tinggi serta tujuan yang mulia, dari kebaikan duniawi dan ukhrawi. Sebagaimana yang dikandung firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
لِِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ
“Untuk menyaksikan segala yang bermanfaat bagi mereka.” (Al-Hajj: 28(
Haji merupakan momen pertemuan akbar bagi umat Islam seluruh dunia. Allah Subhanahu wa Ta’ala pertemukan mereka semua di waktu dan tempat yang sama. Sehingga terjalinlah suatu perkenalan, kedekatan, dan saling merasakan satu dengan sesamanya, yang dapat membuahkan kuatnya tali persatuan umat Islam, serta terwujudnya kemanfaatan bagi urusan agama dan dunia mereka.” (Taudhihul Ahkam, juz 4 hal. 4(
Lebih dari itu, ibadah haji mempunyai banyak hikmah dan pelajaran penting yang apabila digali rahasianya maka sangat terkait dengan agama dan sosok Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, baik dalam hal keimanan, ibadah, muamalah, dan akhlak yang mulia. Di antara hikmah dan pelajaran penting tersebut adalah:
1. Perwujudan tauhid yang murni dari noda-noda kesyirikan dalam hati sanubari, manakala para jamaah haji bertalbiyah.
2. Pendidikan hati untuk senantiasa khusyu’, tawadhu’, dan penghambaan diri kepada Rabbul ‘Alamin, ketika melakukan thawaf, wukuf di Arafah, serta amalan haji lainnya.
3. Pembersihan jiwa untuk senantiasa ikhlas dan bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, ketika menyembelih hewan qurban di hari-hari haji.
4. Kepatuhan dalam menjalankan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya tanpa diiringi rasa berat hati, ketika mencium Hajar Aswad dan mengusap Rukun Yamani.
5. Tumbuhnya kebersamaan hati dan jiwa ketika berada di tengah-tengah saudara-saudara seiman dari seluruh penjuru dunia, dengan pakaian yang sama, berada di tempat yang sama, serta menunaikan amalan yang sama pula (haji). (Lihat Durus ‘Aqadiyyah Mustafadah Min Al-haj)
b) Menyembelih Hewan Qurban
Menyembelih hewan qurban pada hari raya Idul Adha (tanggal 10 Dzulhijjah) dan hari-hari tasyriq (tanggal 11,12, 13 Dzulhijjah) merupakan amalan mulia dalam agama Islam. Di antara bukti kemuliaannya adalah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa melakukannya semenjak berada di kota Madinah hingga wafatnya. Sebagaimana yang diberitakan sahabat Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma:
أَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْمَدِيْنَةِ عَشْرَ سِنِيْنَ يُضَحِّي
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam selama sepuluh tahun tinggal di kota Madinah senantiasa menyembelih hewan qurban.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi, dia -At-Tirmidzi- berkata: ‘Hadits ini hasan’)
Penyembelihan hewan qurban, bila dirunut sejarahnya, juga tidak lepas dari sosok Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan putra beliau Nabi Ismail ‘alaihissalam. Sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta’ala beritakan dalam kitab suci Al-Qur`an:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللهُ مِنَ الصَّابِرِيْنَ. فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِيْنِ. وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيْمُ. قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِيْنَ. إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلاَءُ الْمُبِيْنُ. وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ. وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي اْلآخِرِيْنَ. سَلاَمٌ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
“Maka tatkala anak itu (Ismail) telah sampai (pada umur sanggup) untuk berusaha bersama-sama Ibrahim, berkatalah Ibrahim: ‘Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia menjawab: ‘Hai bapakku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.’ Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim telah membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: ‘Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu,’ sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) ‘Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim’.” (Ash-Shaffat: 102-109(
Demikianlah sosok Ibrahim, yang senantiasa patuh terhadap segala sesuatu yang Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan kepadanya walaupun berkaitan dengan diri sang anak yang amat dicintainya. Tak ada keraguan sedikit pun dalam hatinya untuk menjalankan perintah tersebut. Ini tentunya menjadi teladan mulia bagi kita semua, dalam hal ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan Para Da’i (Pegiat Dakwah(
Perjalanan hidup Nabi Ibrahim ‘alaihissalam mengandung banyak pelajaran berharga bagi para da’i. Di antara pelajaran berharga tersebut adalah:
a) Para da’i hendaknya membangun dakwah yang diembannya di atas ilmu syar’i. Hal ini sebagaimana yang dicontohkan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam ketika mendakwahi ayahnya (dan juga kaumnya(:
يَا أَبَتِ إِنِّي قَدْ جَاءَنِي مِنَ الْعِلْمِ مَا لَمْ يَأْتِكَ فَاتَّبِعْنِي أَهْدِكَ صِرَاطًا سَوِيًّا
“Wahai ayahku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian dari ilmu yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.” (Maryam: 43(
Dan demikianlah sesungguhnya jalan dakwah yang ditempuh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sang uswatun hasanah. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
قُلْ هَذِهِ سَبِيْلِي أَدْعُو إِلَى اللهِ عَلَى بَصِيْرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
“Katakanlah (hai Muhammad): ‘Inilah jalanku, aku berdakwah di jalan Allah di atas ilmu, demikian pula orang-orang yang mengikuti jejakku. Maha Suci Allah dan aku tidaklah termasuk orang-orang musyrik’.” (Yusuf: 108(
b) Para da’i hendaknya berupaya menyampaikan kebenaran yang diketahuinya secara utuh kepada umat, serta memperingatkan mereka dari segala bentuk kebatilan dan para pengusungnya. Kemudian bersabar dengan segala konsekuensi yang dihadapinya. Hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang Nabi Ibrahim ‘alaihissalam:
وَإِبْرَاهِيْمَ إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ اعْبُدُوا اللهَ وَاتَّقُوْهُ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ. إِنَّمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللهِ أَوْثَانًا وَتَخْلُقُوْنَ إِفْكًا إِنَّ الَّذِيْنَ تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللهِ لاَ يَمْلِكُوْنَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوا عِنْدَ اللهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوْهُ وَاشْكُرُوا لَهُ إِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ. وَإِنْ تُكَذِّبُوا فَقَدْ كَذَّبَ أُمَمٌ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمَا عَلَى الرَّسُوْلِ إِلاَّ الْبَلاَغُ الْمُبِيْنُ
“Dan (ingatlah) Ibrahim, ketika ia berkata kepada kaumnya: ‘Beribadahlah kalian kepada Allah semata dan bertaqwalah kalian kepada-Nya. Yang demikian itu lebih baik bagi kalian jika kalian mau mengetahui. Sesungguhnya apa yang kalian ibadahi selain Allah itu adalah berhala, dan kalian telah membuat dusta. Sesungguhnya yang kalian ibadahi selain Allah itu tidak mampu memberi rizki kepada kalian, maka mintalah rizki itu dari sisi Allah dan beribadahlah hanya kepada-Nya serta bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya lah kalian akan dikembalikan. Dan jika kalian mendustakan, maka umat sebelum kalian juga telah mendustakan dan kewajiban Rasul itu hanyalah menyampaikan (agama Allah) dengan seterang-terangnya.” (Al-‘Ankabut: 16-18(
Nabi Ibrahim ‘alaihissalam pun tetap bersabar dan istiqamah di atas jalan dakwah manakala umatnya melancarkan segala bentuk penentangan dan permusuhan terhadapnya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلاَّ أَنْ قَالُوا اقْتُلُوْهُ أَوْ حَرِّقُوْهُ فَأَنْجَاهُ اللهُ مِنَ النَّارِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُوْنَ
“Maka tidak ada lagi jawaban kaum Ibrahim selain mengatakan: ‘Bunuhlah atau bakarlah dia!’, lalu Allah menyelamatkannya dari api (yang membakarnya). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman.” (Al-‘Ankabut: 24(
Demikian pula Nabi besar Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, perjalanan dakwah beliau merupakan simbol kesabaran di alam semesta ini.
Sosok Nabi Ibrahim ‘alaihissalam merupakan teladan bagi para da’i secara khusus dan masing-masing individu secara umum dalam hal kepedulian terhadap kondisi umat dan negeri. Hal ini sebagaimana yang tergambar pada kandungan doa Nabi Ibrahim yang Allah Subhanahu wa Ta’ala abadikan dalam Al-Qur`an:
رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ أَمَنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ
“Wahai Rabbku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa dan berikanlah rizki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian.” (Al-Baqarah: 126(
Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan Para Orangtua
Perjalanan hidup Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, merupakan cermin bagi para orangtua dalam perkara pendidikan dan agama anak cucu mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيْمُ بَنِيْهِ وَيَعْقُوْبُ يِا بَنِيَّ إِنَّ اللهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّيْنَ فَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
“Dan Ibrahim telah mewasiatkan kalimat itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): ‘Hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilihkan agama ini bagi kalian, maka janganlah sekali-kali kalian mati kecuali dalam keadaan memeluk agama Islam’.” (Al-Baqarah: 132(
Bahkan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam tak segan-segan berdoa dan memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk keshalihan anak cucunya, sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta’ala abadikan dalam Al-Qur`an:
رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ اْلأَصْنَامَ
“Wahai Rabb-ku, jadikanlah negeri ini (Makkah) negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari perbuatan menyembah berhala.” (Ibrahim: 35(
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيْمَ الصَّلاَةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
“Wahai Rabbku, jadikanlah aku beserta anak cucuku orang-orang yang selalu mendirikan shalat. Wahai Rabb kami, kabulkanlah doaku.” (Ibrahim: 40(
Setiap orangtua mengemban amanat besar untuk menjaga anak cucu dan keluarganya dari adzab api neraka. Sehingga dia harus memerhatikan pendidikan, agama dan ibadah mereka. Sungguh keliru, ketika orangtua acuh tak acuh terhadap kondisi anak-anaknya. Yang selalu diperhatikan justru kondisi fisik dan kesehatannya, sementara perkara agama dan ibadahnya diabaikan. Ingatlah akan seruan Allah Subhanahu wa Ta’ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيْكُمْ نَارًا
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari adzab api neraka.” (At-Tahrim: 6(
Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan Para Anak
Perjalanan hidup Nabi Ibrahim ‘alaihissalam juga mengandung pelajaran berharga bagi para anak, karena beliau adalah seorang anak yang amat berbakti kepada kedua orangtuanya serta selalu menyampaikan kebenaran kepada mereka dengan cara yang terbaik. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِذْ قَالَ لِأَبِيْهِ يَا أَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لاَ يَسْمَعُ وَلاَ يُبْصِرُ وَلاَ يُغْنِي عَنْكَ شَيْئًا. يَا أَبَتِ إِنِّي قَدْ جَاءَنِي مِنَ الْعِلْمِ مَا لَمْ يَأْتِكَ فَاتَّبِعْنِي أَهْدِكَ صِرَاطًا سَوِيًّا. يَا أَبَتِ لاَ تَعْبُدِ الشَّيْطَانَ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلرَّحْمَنِ عَصِيًّا. يَا أَبَتِ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يَمَسَّكَ عَذَابٌ مِنَ الرَّحْمَنِ فَتَكُوْنَ لِلشَّيْطَانِ وَلِيًّا
“Ingatlah ketika ia (Ibrahim) berkata kepada bapaknya: ‘Wahai bapakku, mengapa engkau menyembah sesuatu yang tiada dapat mendengar, tiada pula dapat melihat dan menolongmu sedikitpun? Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian dari ilmu yang tidak datang kepadamu. Maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah menyembah setan, sesungguhnya setan itu durhaka kepada Allah Dzat Yang Maha Pemurah. Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa engkau akan ditimpa adzab dari Allah Dzat Yang Maha Pemurah, maka engkau akan menjadi kawan bagi setan.” (Maryam: 42-45(
Ketika sang bapak menyikapinya dengan keras, seraya mengatakan (sebagaimana dalam ayat) :
أَرَاغِبٌ أَنْتَ عَنْ آلِهَتِي يَا إِبْرَاهِيْمُ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهِ لَأَرْجُمَنَّكَ وَاهْجُرْنِي مَلِيًّا
“Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti (dari menasihatiku) niscaya kamu akan kurajam! Dan tinggalkanlah aku dalam waktu yang lama.” (Maryam: 46(
Maka dengan tabahnya Ibrahim ‘alaihissalam menjawab:
سَلاَمٌ عَلَيْكَ سَأَسْتَغْفِرُ لَكَ رَبِّي إِنَّهُ كَانَ بِي حَفِيًّا
“Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Rabbku, sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku.” (Maryam: 47(
Demikianlah seyogianya seorang anak kepada orangtuanya, selalu berupaya memberikan yang terbaik di masa hidupnya serta selalu mendoakannya di masa hidup dan juga sepeninggalnya.
Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan Para Suami-Istri
Perjalanan hidup Nabi Ibrahim ‘alaihissalam juga mengandung pelajaran berharga bagi para suami-istri, agar selalu membina kehidupan rumah tangganya di atas ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini tercermin dari dialog antara Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dengan istrinya yang bernama Hajar, ketika Nabi Ibrahim membawanya beserta anaknya ke kota Makkah (yang masih tandus dan belum berpenghuni) atas perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Diriwayatkan dari sahabat Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata: “Kemudian Ibrahim membawa Hajar dan sang putra Ismail –dalam usia susuan– menuju Makkah dan ditempatkan di dekat pohon besar, di atas (bakal/calon) sumur Zamzam di lokasi (bakal) Masjidil Haram. Ketika itu Makkah belum berpenghuni dan tidak memiliki sumber air. Maka Ibrahim menyiapkan satu bungkus kurma dan satu qirbah/kantong air, kemudian ditinggallah keduanya oleh Ibrahim di tempat tersebut. Hajar, ibu Ismail pun mengikutinya seraya mengatakan: ‘Wahai Ibrahim, hendak pergi kemana engkau, apakah engkau akan meninggalkan kami di lembah yang tak berpenghuni ini?’ Dia ulang kata-kata tersebut, namun Ibrahim tidak menoleh kepadanya. Hingga berkatalah Hajar: ‘Apakah Allah yang memerintahkanmu berbuat seperti ini?’ Ibrahim menjawab: ‘Ya.’ Maka (dengan serta-merta) Hajar mengatakan: ‘Kalau begitu Dia (Allah) tidak akan menyengsarakan kami.’ Kemudian Hajar kembali ke tempatnya semula.” (Lihat Shahih Al-Bukhari, no. 3364(
Atas dasar itulah, seorang suami harus berupaya membina istrinya dan menjaganya dari adzab api neraka. Demikian pula sang istri, hendaknya mendukung segala amal shalih yang dilakukan suaminya, serta mengingatkannya bila terjatuh dalam kemungkaran.
Para pembaca yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, demikianlah mutiara hikmah dan pelajaran berharga dari perjalanan hidup Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang menyentuh beberapa elemen penting dari masyarakat kita. Semoga kilauan mutiara hikmah tersebut dapat menyinari perjalanan hidup kita semua, sehingga tampak jelas segala jalan yang mengantarkan kepada Jannah-Nya. Amin ya Rabbal ‘Alamin.
Sumber: Majalah Asy-Syari’ah No. 36/III/1428 H/2007 halaman 5 s.d. 11; Judul: Mendulang Mutiara Hikmah dari Perjalanan Hidup Nabi Ibrahim ‘alaihis salam; Rubrik: Manhaji; URL: http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=572(
Monday, April 4, 2011
Surat terakhir B.J.Habibie untuk Alm. Ainun Habibie …..
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
dan kematian adalah sesuatu yang pasti,
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,
adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang,
sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati,
hatiku seperti tak di tempatnya,
dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang,
rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,
pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,
aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua,
tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia,
kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan,
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
selamat jalan sayang,
cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
selamat jalan, calon bidadari surgaku ….
BJ.HABIBIE
Belajar Cinta dari Pak Habibie :)
”Ainun, saya sangat mencintaimu…tapi Allah lebih mencintaimu…sehingga saya merelakan kamu pergi”
(BJ. Habibie)
Pak Habibie ternyata tak hanya seorang jenius Indonesia, Guru Bangsa dan tokoh nasional dan internasional. Ia pun adalah seorang pecinta yang sangat setia. Kecintaan itu mampu bertahan lama, berakar di sanubari dan menggetar jauh lubuk hati, memesona indah dalam kehidupan, menjadi inspirasi untuk berjuta-juta umat manusia.
Dalam petikan pernyataan dan wawancara, Habibie tampak selalu mengikut sertakan nama istrinya, menyebut-nyebut cinta itu terang-terangan, sekaligus membuktikannya dalam kehidupannya, termasuk di saat akhir perjalanan kehidupan orang yang ia cintai. BJ. Habibie 48 tahun merawat cintanya dan setia menemani kekasihnya hingga meninggalkan dunia pada 23 Mei 17.30 waktu Jerman. Dan itu tidak mudah..!
Sebab memang, seperti diungkapkan dalam oleh Anis Matta dalam “Serial Cinta”-nya, cinta adalah kata lain dari memberi… sebab memberi adalah pekerjaan… sebab pekerjaan cinta dalam siklus memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi itu berat… sebab pekerjaan itu harus ditunaikan dalam waktu lama… sebab pekerjaan berat dalam waktu lama begitu hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki kepribadian kuat dan tangguh… maka setiap orang hendaklah berhati-hati saat ia akan mengatakan, “Aku mencintaimu.” Kepada siapapun!
Sebab itu adalah keputusan besar. Ada taruhan kepribadian di situ. “Aku mencintaimu,” adalah ungkapan lain dari, “Aku ingin memberimu sesuatu.” Yang terakhir ini juga adalah ungkapan lain dari, “Aku akan memperhatikan dirimu dan semua situasimu untuk mengetahui apa yang kamu butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia… aku akan bekerja keras untuk memfasilitasi dirimu agar bisa tumbuh semaksimal mungkin… aku akan merawat dengan segenap kasih sayangku, proses pertumbuhan dirimu melalui kebajikan harian yang kulakukan padamu… aku juga akan melindungi dirimu dari segala sesuatu yang dapat merusak dirimu dan proses pertumbuhan itu…”
Taruhannya adalah kepercayaan orang yang kita cintai terhadap integritas kepribadian kita. Sekali engkau mengatakan kepada seseorang, “Aku mencintaimu,” engkau harus membuktikan ucapan itu. Itu deklarasi jiwa bukan saja tentang rasa suka dan ketertarikan, tapi terutama tentang kesiapan dan kemampuan memberi, kesiapan dan kemampuan berkorban, kesiapan dan kemampuan melakukan pekerjaan-pekerjaan cinta: memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi.
Dan kita melihat Pak Habibie telah melakukan semua itu, atau mungkin bahkan lebih dari itu. Ulasan tentang kisah cinta ini memenuhi berbagai media informasi.
Pak Habibie, ternyata tak sekedar jenius dalam intelektual, beliau pun jenius dalam soal perasaan. Meneladani beliau tidak hanya dalam soal pendidikan dan kepemimpinan, tapi juga dalam hal merawat cinta dan kesetiaan.
sumber : http://muda.kompasiana.com/2010/05/25/belajar-cinta-dari-pak-habibie/
Muslimah..
MEMAHAMI PERANAN SEBENAR WANITA DAN MUSLIMAH
Baru-baru ini kita digemparkan dengan berita hangat tentang isu bantahan Dewan Pemuda Pas Negeri Selangor ke atas Konsert Sempena 100 hari Kerajaan Pakatan Rakyat negeri Selangor yangmana konsert tersebut akan diadakan di Stadium Melawati Shah Alam.
Pelbagai respon yang kita lihat dan dengar terutama respon blogger-blogger di alam ciber. Respon yang terlalu hangat dibincangkan ialah kenyataan daripada komposer terkenal Saudara Roslan Aziz yang seolah-olah menghina atau menyelar golongan agama terutama ustaz-ustaz.Tetapi akhirnya beliau meminta maaf setelah mendapat teguran dari banyak pihak serta akur dengan statement beliau yang agak melampau, tidak menghormati golongan agama dan sedikit sebanyak sebagai suatu penghinaan kepada Islam.
Sebagai seorang wanita muslimah dan juga sebagai anggota salah satu sayap dalam Pas khususnya di negeri Selangor menyokong penuh tindakan Dewan Pemuda Pas Negeri Selangor yang diterajui oleh Ust Sallehen Muhyi. Walaupun agak lewat saya memberi respon kepada isu panas ini tetapi apa yang ingin saya bincangkan di sini ialah apakah peranan wanita yang telah diciptakan oleh Allah swt di muka bumi ini? Ini kerana artis yang disebut-sebut untuk menjadi penghibur dalam konsert tersebut ialah dari golongan wanita iaitu Ratu Rock Ella dan Ratu Dangdut Mas Idayu.
Antara alasan Dewan Pemuda Pas Selangor dalam memo bantahan mereka ialah konsert tersebut sebagai suatu pembaziran dan sepatutnya kerajan negeri memberi tumpuan kepada kehidupan rakyat yang semakin tertekan akibat dari kenaikan harga minyak sekaligus peningkatan kepada kos sara hidup. Tekanan yang lebih ketara adalah menimpa kepada rakyat yang berpendapatan rendah dan berstatus miskin. Jadi daripada wang dibazirkan membayar kepada artis, lebih baik digunakan untuk membantu rakyat.
Alasan berikutnya ialah dibimbangi peningkatan kepada gejala sosial yang sememangnya berada pada tahap membimbangkan dan kritikal.
Alasan ketiga yang menurut pandangan peribadi saya ialah yang dijemput ialah artis wanita kebiasaannya aksi artis ini di atas pentas tidak mengikut norma dan peradaban Islam malah jelas bercanggah dengan Islam. Contohnya:- tidak menutup aurat, aksi gelek dan pakaian yang mungkin menjolok mata.
KENAPA ARTIS WANITA YANG DIJEMPUT??
Inilah persoalan yang hendak saya ketengahkan. Kenapa artis wanita? Sebagai seorang wanita muslimah saya membantah keras diadakan konsert tersebut. Wanita bukan sebagai barang exploitasi dan untuk menjadi tontonan serta bahan penghibur semata-mata. Bagi saya tndakan dan cadangan menjemput artis wanita adalah suatu penghinaan juga kepada kaum hawa. Keadaan ini tidak selaras dan selari dengan hikmah penciptaan wanita itu sendiri.
HIKMAH ALLAH MENCIPTA WANITA
1. Wanita secara fitrah dijadikan oleh Allah sebagai agen penyambung zuriat dan generasi. Tanpa wanita yang mengandung dan melahirkan anak, tidak mungkin berkembangnya umat manusia. Fitrah tugas mengandungkan bayi itu dikhususkan kepada wanita, kerana wanita memiliki kekuatan jiwa, sifat sabar, penyayang. Sebab itu seorang ibu terasa hilang sakit melahirkan bayi setelah melihat wajah anaknya.Inilah sifat penyayang yang ada pada seorang wanita. Begitu juga susah payah mengandungkan anak, dengan keadaan serba kepayahan, beratnya anak yang dikendong dalam rahim tetapi jarang kita dengar seorang ibu merungut atau memberontak semasa mengandung. Hanya mereka yang mempunyai jiwa yang kuat sahaja boleh mengambil tugas ini.
2. Sebagai penghibur dan penyeri kepada rumahtangga. Rumahtangga akan jadi sakinah sekiranya seorang isteri benar-benar berperanan dan menjalankan tugas dan tanggungjawab sebagai isteri. Bukan sahaja penghibur dan pelayan kepada suami malah ibu juga mesti menghiburkan anak-anak juga.
3. Sebagai pendidik awal kepada anak-anak. Sifat sabar yang dimiliki oleh wanita sedikit sebanyak penentu kepada kejayaan mendidik anak-anak. Maka ianya akan melahirkan generasi yang memberi kebaikan dan manfaat kepada masyarakat.
4. Sebagai pembantu kepada kaum lelaki.Sebagaimana Hawa diciptakan adalah sebagai isteri dan teman kepada Nabi Asam a.s. Ada kata-kata hikmah menyatakan 'DI SEBALIK KEJAYAAN LELAKI ADA WANITA'.Lebih-lebih lagi sekiranya wanita benar-benar berperanan dalam rumahtangga dan juga masyarakat.Firman Allah bermaksud:
'Dan Lelaki beriman dan perempuan beriman, setengah menjadi penolong di antara satu sama lain, menyeru kepada makruf dan mencegah mungkar.'
PERANAN WANITA DALAM ISLAM
Jika kita meneliti dan mengkaji sejarah terutama apa yang diceritakan dalam Alquran,banyak kisah-kisah wanita yang sebahagian besarnya penyumbang kepada kejayaan Islam. Sebenarnya peranan wanita sangat penting kepada Islam dan Ummah.
Kita mengetahui kisah isteri Firaun dalam Alquran dimana beliau dapat mencegah Firaun dari membunuh Nabi Musa a.s. Firman Allah:
وقالت امرات فوعون قرت عين لى ولكو لا تقنلوه عسى ان ينفعنا او نتخذه
ولدا وهم لا يشعرون
Dan Tatkala melihat kanak-kanak itu, berkatalah isteri Firaun,' semoga menjadi cahayamata bagiku dan bagimu, janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bergguna bagi kita atau kita jadikan dia anak' padahal mereka tidak menyudahi kesudahannya.(Al Qashas 9)
Sekiranya isteri Firaun tidak menghalang Firaun membunuh Nabi Musa, sudah tentu Firaun akan membunuh Nabi Musa as seperti kanak-kanak lelaki lain.
Kita lihat pula kisah dua orang wanita di Kota Madyan yangmana salah seorang dari keduanya mengusulkan supaya ayah mereka mengambil Nabi Musa bekerja dengan mereka kerana baginda memiliki sifat amanah dan fizikal yang kuat.Firman Allah:
قالت احداهما يابت استءجره, ان مناستءجرت القوى الأمين
' Salah seorang diantara perempuan yang kedua itu berkata: ' Wahai ayah ambillah dia menjadi orang upahan (Menggembala kambing kita) sesungguhnya sebaik-sebaik orang yang ayah ambil bekerja ialah orang kuat lagi amanah.' (Al Qashas 26)
Kita hayati pula kisah Putri Balkis, kisah kejayaan seorang pemimpin wanita di Negara Yaman yang terkenal dengan adil dan berjiwa rakyat di mana baginda telah menerima surat dari Nabi Sulaiman yang kandungan surat tersebut ialah seruan kepada mentaati Allah dan menyembahNya, lalu baginda memanggil kaumnya untuk meminta pendapat dan musyawarah sebelum menerima seruan Nabi Sulaiman dan membuat keputusan bersama. Akhirnya kesemua kaumnya mengikutnya mentaati Allah swt.
قالت يايهاالملؤافتونى فى امرى ما كنت فا طعة امرا حتى تشهدون
Raja perempuan itu berkata: ' Wahai ketua-ketua kaum berilah penjelasan kepadaku mengenai perkara yang aku hadapi ini,aku tidak pernah memutuskan sesuatu perkara sebelum kamu hadir memberi pendapat dan persetujuan.'
Begitu juga kisah isteri Nabi Ibrahim as yang diperintahkan oleh Allah supaya meletakkan isteri baginda Hajar dan anak baginda di suatu tempat yang tidak ada manusia yang boleh hidup. Kisah yang menyayat hati bagaimana ketaatan seorang isteri kepada suami dan juga perintah Allah swt hingga akur dengan tindakan suaminya menghantarnya ke tempat tersebut bersama anak yang masih kecil, tanpa bekalan yang mencukupi, tiada orang lain yang menemankan melainkan beliau tinggal dua beranak sahaja. Tapi akhirnya ketaatan dan kesabaran Hajar dibayar oleh Allah swt dengan apa yang kita lihat hari ini di mana kota Makkah yang tidak putus-putus dikunjungi oleh manusia dan juga sebagai tempat bermulanya dakwah Islam.
Di dalam Alquran juga mengkisahkan seorang wanita yang bernama Maryam sehingga ada surah khusus dinamakan surah Maryam, di mana surah ini menceritakan ketabahan Maryam yang berhadapan dengan tohmahan dan fitnah dari kaumnya sendiri setelah Allah swt mentakdirkan beliau mengandungkan anak tanpa berkahwin iaitu mengandungkan anaknya Nabi Isa as. Dalam keadaan sentiasa diburu oleh kaumnya sendiri dan terpaksa sentiasa berada dalam keadaan bersembunyi hinggalah melahirkan anaknya dalam keadaan seorang diri.
Banyak ayat-ayat Alquran mengkisahkan tentang peranan wanita, sifat wanita sehinggakan ada surah khusus nama wanita iaitu surah An Nisa'. Ini menunjukkan betapa Islam mengiktiraf dan memuliakan wanita.
Manusia yang terawal masuk Islam ialah wanita iaitu Khadijah binti Khuwailid isteri Rasulullah saw yang banyak menyumbang kepada kejayaan dakwah dan perjuangan Nabi saw dalam menegakkan agama Allah swt. Beliaulah pemberi semangat kepada Nabi saw apabila pulang dalam keadaan ketakutan setelah menerima wahyu pertama darpada Allah swt. Mengingatkan Rasulullah saw bahawa baginda akan menjadi pemimpin umat. Beliau bukan sahaja pendorong dan pemberi semangat kepada Nabi saw malah habis hartanya untuk membantu perjuangan Islam sehingga saat hampir kewafatan beliau pun dimana beliau sudah tidak punya harta dan dalam keadaan sehelai sepinggang juga ingin mendermakan tulang belulang beliau untuk dijadikan senjata memerangi musuh.
Aishah ra juga memberikan sumbangan besar kepada perkembangan Islam lebih-lebih lagi dalam bidang ilmu Islam. Beliau bukan sahaja dikenali sebagai isteri Nabi saw malah beliau mempunyai daya ingatan yang kuat dan mempunyai kecerdikan dimana beliau banyak menyimpan hadis-hadis Nabi saw dan beliau juga sebagai salah seorang rujukan kepada sahabat-sahabat.
Manusia yang pertama syahid di mukabumi setelah kedatangan Islam ialah Sumayyah, ibu kepada Ammar bin Yasir yang sanggup mati kerana mempertahankan aqidah dan ketauhidan kepada Allah swt.
Siapa yang tidak kenal Khansa' yang digelar Ibu kepada syuhada'. Beliau mempunyai empat orang anak lelaki yang kesemuanya mati syahid di medan peperangan. Sebelum anak-anaknya pergi bertempur, beliau mengucapkan kata-kata semangat kepada anak beliau:
' Wahai anak-anakku Tiada Tuhan Melainkan Allah dan inilah kebenaran sebenar, maka untuk kalimmah itu kamu berperanglah sampai mati.Wahai anak-anakku, carilah maut nescaya kamu diberi kehidupan.'
Akhirnya kempat-empat anaknya pergi keluar berjuang dan bertempur yangmana keempat-empatnya mendapat anugerah syahid dari Allah swt. Apabila berita kematian anaknya diberitahukan kepadanya, dia sedikitpun tidak mengeluarkan airmata malah berkata:
'Alhamdulillah, Allah telah memuliakan aku dengan syahidnya putra-putraku. Semoga Allah segera memanggilku dan mempertemukan aku dengan putra-putraku yang berada dalam naungan rahmat Allah yang kukuh iaitu syurgaNya.'
Begitulah sedikit sebanyak kisah-kisah wanita mulia yang benar-benar menyempurnakan tugasnya sebagai wanita dan membenarkan janji Allah swt.
PERANAN WANITA MUSLIMAH KINI
Wanita berperanan di sepanjang zaman. Hari ini kaum wanita khususnya muslimah mesti diberi pendedahan dan maklumat tentang peranan mereka kepada agama dan masyarakat.
1. Peranan wanita sebagai ibu.Wanita mesti diberi pendidikan dan maklumat tentang bagaimana menjadi ibu yang baik dan solehah.Biasanya jika seorang ibu yang baik maka anak-anak juga akan jadi baik seperti kisah Asiah dan Nabi Musa as dan jika ibu jahat anak-anak juga akan menurutinya seperti kisah anak Nabi Nuh as dan Nabi Lut as yang mengikuti ibu mereka yang derhaka kepada Allah swt. Peluang memrintah mesti digunakan untuk mengatur program terutama program-program yang berbentuk ilmah dan dakwah kepada muslimah di semua peringkat. Hasil dan kejayaan program ialah kita akan pastikan anak-anak dan juga remaja yang akan berpisah dengan keluarga yakni yang akan duduk di asrama tidak tinggal solat lima waktu dan yang perempuanya sentiasa dalam keadaan menutup aurat. Cintakan agama dan kebajikan serta cenderong kepada menuntut ilmu dan berguna kepada masyarakat dan negara.Dalam ertikata lain melahirkan generasi yang gemilang akademik dan mempunyai akhlak dan budipekerti yang tinggi.
2. Peranan muslimah dalam masyarakat ummah.Sebagai wanita dan ahli masyarakat, mestilah berperanan ke arah pembentukan masyarakat ke arah masyarakat yang cintakan kebaikan dan mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan. Tugas amar makruf dan nahi mungkar bukan hanya terletak kepada lelaki sahaja, malah wanita juga harus mengambil tanggungjawab besar dalam bidang ini. Realiti dalam Pas peranan ini begitu ketara bilamana muslimat lah yang berperanan berjumpa dengan setiap pengundi dengan mengetuk rumah-rumah pengundi untuk memperkenalkan dasar Islam yang dibawa oleh Pas. Begitu juga dengan program ziarah dan kemasyarakatan, muslimat lebih kehadapan berdepan dengan masyarakat serta lebih menyelami masalah masyarakat. Keadaan ini perlulah diteruskan dan perkasakan lagi.
3. Peranan wanita dalam pembangunan negara. Jika kita lihat realiti hari ini, wanita boleh dikatakan terlibat di kebanyakan sektor. Samada sektor awam mahupun sektor swasta. Di sektor awam, kebanyakan wanita menjadi penjawat jawatan di Jabatan-jabatan Kerajaan, dalam pasukan uniform juga ada wanita, dalam sektor perubatan sebagia jururawat,doktor,ahli farmasi dan lain-lain. Di sektor swasta kebanyakan pula wanita berada di sektor perbankan di mana kebanyakan kakitangan bank terdiri dari wanita. Begitu juga di pejabat-pejabaat swasta kebanyakannya terdiri daripada wanita. Di sektor perindustrian juga majoriti pekerja kilang terdiri dari wanita malah wanita berperanan dimana-mana. Cadangan supaya wanita yang terlibat di setiap sektor ini diberi juga pendedahan kepada nilai-nilai murni dan sikap positif dan akhlak mulia supaya peranan mereka menjadi lebih berkesan. Cadangan kepada kerajaan Negeri Selangor khususnya memikirkan program-program penerapan nilai murni dan positif khususnya kepada wanita yang beragama Islam di sektor-sektor yang terlibat dan penyumbang kepada kerajaan negeri, supaya menghayati nilai-nilai agama dalam perkhidmatan.
PENUTUP
Wanita adalah amanah kepada kaum lelaki. Wanita mestilah dihargai peranan dan pengorbanan mereka. Wanita bukan sebagai alat tontonan, komersial dan sebagai penghibur kepada semua golongan. Jika hendak libatkan wanita sebagai penghibur, mestilah menghiburkan wanita juga. Mestilah berteraskan dan berpandukan syariat Allah swt. Sepatutnya kerajaan Pakatan Rakyat tidak bertindak dengan menjemput artis wanita dalam program-program kerajaan. Sebab dalam Pakatan Rakyat ada tiga komponen yang bergabung yang mempunyai ideologi dan dasar yang berbeza dan salah satunya daripadanya adalah parti yang dasar dan matlamatnya Islam. Sepatutnya harus ada perbincangan sebelum membuat sesuatu keputusan supaya setiap keputusan dan tindakan mengambil kira dasar dan pandangan serta menghormati Parti Komponen dalam Pakatan. Bagi Pas, tidak akan berganjak dari prinsip dan dasar Islam dimana apa yang bercanggah dengan Islam mesti ditentang dan tidak ada kompromi dalam pelanggaran syariat Islam. Sebagai muslimat saya sekali lagi menyokong tindakan Dewan Pemuda Pas Selangor yang membantah konsert tersebut kerana saya tidak rela melihat wanita menjadi bahan tontonan yangmana perlakuan-perlakuan artis di atas pentas biasanya tidak mengikut lunas-lunas Islam.
Allah swt menjadikan wanita bukan sebagai bahan hiburan dan tontonan. Jika kita hayati ayat-ayat Al Quran dan juga sirah Nabi saw, wanita dijadikan untuk melahirkan generasi rabbani, generasi hebat yang cinta kepada agama Allah juga mengamalkan nilai-nilai murni dalam kehidupan.
Tahniah dan syabas saya ucapkan kepada Dewan Pemuda Pas Negeri Selangor kerana tindakan berani mereka!
ALLAHU AKBAR!
ustazahmariam
mujahidah_61@yahoo.com
from : http://ustazahmariam.blogspot.com/2008/06/peranan-wanita-dan-muslimah.html
Monday, February 14, 2011
unik dan yummy :)
waktu itu pertama kenal dengan makanan ini, waktu masa kecil yang bahagia dengan kedua orang tua yang sangat penyayang dan penyemangat. kala itu kami masih menjadi keluarga kecil dengan diriku dan kedua adikku. kami tinggal di negri sebrang malaysia, karena ayah sedang melanjutkan kuliahnya di Master Syariah di sebuah universitas yang terkemuka disana. ku terawang lagi masa-masa itu jadi kangen banget dengan makanan itu. kala itu setiap weekend pasti ayah mengajakku ke kedai terdekat yang ada di sekitar kota sigambut tengah. sekarang kurang tau deh gmn bentuk kota itu, -__-a toh udah 15 thn lalu ku tinggalkan negri itu dan belum sempet lagi main kesana.
makanan ini menjadi salah satu makanan favoritku yang sangat sulit di cari di indonesia. mungkin peminatnya masih jarang atau mungkin para pembuatnya jarang ada yang hijrah ke negri kita indonesia. mengingat begri jiran kan banyak sekali imigran dari negri2 lain dan disana pun beragam suku dan ras pun hadir. jadi g heran klo dsana banyak banget orang dari negri-negri lain.
makanan ini sangat klop banget klo di dampingi dengan teh tarik,...
beeeuhhhhh,....
ajibbb deh g kebayang lagi klo udah dari gigitan pertama
jadi mafa' gtu dah makanan favorit hhe ;)
pas udah pulang ke indonesia, karena ayah pun sudah kelar dari masternya di malaysia. dan kmi meninggalkan lumayan banyak kenangan disana dengan keluarga kecil dan bertambah lah kedua adikku disana.
jadi inget, waktu entu kami tinggal di daerah perumahan yang kami kontrak yaa jauh dari keramaian kota maklum kita masih mencari rumah sewaan yang murah dan cukup utk keluarga kecil kami.waktu itu seh, ayah metik pisang yang udah mateng di belakang rumah milik majikan rumah yang kami sewa, lalu ummi bawa ke dalam rumah pisang tersebut
ehhh,..
tampa sadar ada kera kecil ngikutin ummi dari belakang sampe masuk kedalam rumah kami
aku pun tercengang hhe
lalu ummi berikan pisangnya satu ke kera kecil tsb lalu dy pergi hhe
salah satu kenangan yang tak terlupakan di negri jiran, sampe sekarang blom sempet lagi maen kesana hhe
dan pada saat kangen dengan makanan tersebut kadang aku pun mengirim email ke abg spupu yang sedang melanjutkan s2nya disana juga dan memesannya utk di bawa ke jakarta. sangat seneng bgt makan makanan tersebut
hhe
sekarang setelah beberapa bulan ku menginjakkan kaki di tanah para nabi, g di sangka makanan tersebut banyak tersedia disini. hemmm,.... rasa kangen atas makanan pun terobati dan sangat ku nikmati di setiap gigitannya,...
kadang sampe beli ke supermarket biar bisa di masak sewaktu-waktu di asrama kampus...
pkoknye top punya dehhh ,......
hayoo tebak apakah makanan tersebut?? hhe :)
riyadh, 14 Februari 2011
_vanda_
:)
Saturday, February 12, 2011
huzaifah's Site - Ketika di jemput impian dan harapan..
Tak terasa memang diri ini telah berkelana setengah tahun di negri orang, pengalaman dan pelajaran merantau pun pasti tak lepas dari individual-individual yang sedang berjuang untuk mimpinya, impiannya dan tentunya mengharapkan bertambah kualitas hidup dan kehidupan di masa yang akan datang. Kadang yang terpikir oleh kita, negri orang itu sangat lah indah dan memukau mata. Banyak yang menganggap dunia ini sangat hebat dan bisa di raih dengan cuma-cuma dan tampa pengorbanan. Begitulah sebagian orang menganggap negri orang dari pada negri sendiri.
Perjuangan yang tiada henti, membuatku menemukan banyak sekali anak bangsa yang sedang berjuang di segala bidang yang mereka keluti sejak dini dan mengharapkan apa yang mereka raih di negri orang dapat berguna untuk Ibu Pertiwi yang sekarang tampak tua dan letih karena ulah orang yang ingin menang sendiri dan tak mau memperdulikan keadaan nasib bangsa. Masalah silih berganti datang di permukaan Ibu pertiwi, setiap harinya pasti bertambah berita-berita yang tak sedap di dengar telinga. Tak jarang kita pun bisa menghitung berita baik yang tersirat di media dalam beberapa periode.
Pengalaman dan ilmu keduanya saling bersinergi dan membantu satu sama lain, tak jarang pada saat penerimaan pegawai di setiap perusahaan yang baik pasti menanyakan "experience" di setiap bidang yang anda kuasai. Pengalaman sangat mahal dan kadang tak tergantikan dengan harga berapapun yang di tawar. Pengalaman bukan masalah ia seorang yang pintar, mahir dan selalau di depan dalam setiap kompetisi yang diadakan. Pengalaman akan membantu kita dalam melanjutkan di setiap ujian yang akan kita hadapi. Pengalaman pun, pastinya memerlukan waktu yang tidak sedikit dan terus menguras tenaga, pikiran dan kesabaran.
Anak bangsa yang berjuang di negri orang tidak sedikit, mereka terus berusaha mengapai cita-cita dan impian mereka. Dan kesemua itu sebenarnya telah tertanam di dalam hati kecil mereka sejak lahir. Masih ingatkah kalian ketika ibu guru tk mengajar kalian dan menanyakan "apa cita-cita kamu?" secara tidak sadar hati kecil kita pasti memilih sesuatu kesukaan kita dan bila itu terus tertanam bukan mustahil suatu saat impian dan harapan itu terkabul dan menjadi nyata. Anak bangsa yang telah selesai dan kembali ke Ibu pertiwi pun tak sedikit jumlahnya, mereka membawa segala ilmu yang bermanfaat untuk bangsa dan negara tercinta. Tetapi apakah banyak anak-anak bangsa tersebut mendapat perhatian yang lebih dari para penguasa dan pemerintah?
mungkin, sekarang itu belum terlihat secara khalayak umum dan kita harapkan para pemimpin bangsa ini kedepan memperhatikan aset-aset bangsa yang tak ternilai harganya.
Perjuangan ini tak sedikit menguras tenaga dan pikiran, karena jauhnya Ibu pertiwi, keluarga dan orang yang kita cintai. Memetik sebuah impian memanglah tak semudah membalikkan telapak tangan yang ada di hadapan mata.Kadang orang menilai seseorang yang sukses dari hasil yang di dapat, padahal arti kata "sukses" bukan menunjukkan kepada hasil melainkan "proses". Segala proses yang kita lakukan dan itu sangat lah berat dan penuh rintangan itulah yang pantas di sebut "sukses". Apa yang engkau yakini dan engkau percayai terus lah tanam di dalam hati dan simpan terus di dalam alam bawah sadar. Jangan sekali-kali remehkan mimpi, karena ia yang selalu menuntunmu meraihnya tampa kau sadari. Dia datang tampa kau tau dan sadar, dan dia memilihmu untuk menjemputnya dan membawanya bersamamu. Tak perlu kita melihat orang-orang yang di atas, lihatlah orang-orang yang di bawahmu, orang yang belum seberuntung kmu, orang yang belum bisa meraih sesuatu seperti apa yang bisa kamu raih saat ini. Bersyukur dengan apa yang telah kamu raih saat ini dan terus lah berjuang dengan apa yang belum kita dapatkan.
Segala usaha dan perjuangan tak lepas dari orang-orang yang tercinta, mereka pun selalu mendoakan dan membantumu. sahabat, family dan orang yang kau cintai. Merekalah yang membuatmu selalu tegar dan bertambah semangat dalam menghadapi segala proses yang semakin hari semakin menanjak ratingnya. Setiap selesai dari suatu ujian maka bersiaplah dengan ujian-ujian selanjutnya hingga akhir hayat pun pastilah seperti itu. Doa orang-orang yang menyayangimu selalu terlantun di setiap sujudnya. Oleh karenanya, sebagai orang yang menjadi tumpuan atas doa tersebut kita harus berjuang dan bila perlu mati-matian dalam mendapatkan impian dan harapan itu.
Kala itu, ku hanya menyimpan impian dan harapan di dalam hati. Pada saat itu seperti biasa, ku membuat "life plan" untuk 3 tahun yang akan mendatang. Tak terpikir di benakku apa yang harus ku tulis dan apa yang harus ku isi. Tak perlu berpikir panjang, ku tuliskan semua yang ku suka dan ku impi-impikan dalam hidupku. Begitu juga harapanku untuk bisa melanjutkan study di luar negri. Memang aneh terlihatnya dan pada saat itu tak pernah sekali pun terpikirkan pasti mendapatkannya. Yang membuatku kuat menjaganya dan menyimpannya kala itu, selepas selesai dari SMA. Diri ini di kirim oleh orang tua untuk belajar bahasa inggris di Jawa Timur, Pare tepatnya. Yang mengherankan kepergian itu pada saat penerimaan PTN dan perguruan tinggi lainya. Dan saat itu ku hanya bisa pasrah dan berserah, setelah 1 bulan dari sana ku pun binggung tak ada PTN lagi yang di buka pendaftarannya. Dan akhirnya mendarat lah di sebuah univ swasta yang ada di kota tempat tinggalku. Tapi harapan dan impianku tak pernah putus untuk melanjutkan studi ke luar negri. Dan pada suatu hari panggilan itu pun datang, dia menunjukku untuk pergi bersamanya menjemput impian yang telah ku tanam dalam hati yang terdalam. Yang telah ku pendam dan tak pernah sekali pun hilang dari hati ini untuk menantinya dengan sabar. Dan semua ini adalah nikmat dariNYA yang terkadang kita lupa mengingatNYA dan memujiNYA.
Semangat ini sempat hilang dan putus di tengah jalan ketika ku mengenggam harapan itu kuat-kuat dan sempat ku hapus harapan itu. Tetapi seseorang yang berarti dalam hidupku datang dan menghembuskan kembali harapan itu dan ia selalu mengingatkanku bahwa impian dan harapan itu tak akan pernah mati. Dia mengembalikanku ketika diri ini sudah tidak percaya lagi akan harapan dan impian yang telah ku tanam sebelumnya di dalam hati. Dan dia datang ketika semua pergi dan tak ada lagi yang menemani dan membantuku untuk terus percaya akan impian dan harapanku. Impian dan harapan itu pun menjadi nyata, bahkan tak terpikirkan dengan logika dan hitung-hitungan belaka. Atas segala nikmat dan karunia ku bersyukur karena telah di kirim kan orang yang telah menyayangi dan mencintai setulus hati tampa melihat latar belakang dan apa-apa yang ada di sekelilingku. Dan akan ku jaga impian dan harapan yang akan kami raih, bukan untuk saat ini tetapi pada saatnya nanti ketika impian dan harapan itu menjemput,....
dan kami pun berhak tuk meraihnya,........
riyadh, 12 Februari 2011
_vanda_
keep spirit and smile :)
Subscribe to:
Posts (Atom)